Sebagai mantan perangkat desa yang saat ini bekerja sebagai tenaga pendamping profesional desa.
Saya agak sedih sih, ketika ada isu miring terkait pendamping desa yang di lontarkan salah satu oknum perangkat desa.
“Pendamping desa itu gak bisa apa-apa, bisanya cuma datang terus minta tanda tangan,” ujar salah satu oknum perangkat desa yang saya baca dikolom komentar medsos.
Saya sih, lebih memilih untuk diam dan tidak menanggapi.
Meskipun dikolom komentar tersebut sudah penuh, unggahan, saling serang antar pendamping desa dan perangkat desa.
“Tidak ada gunannya ditanggapi malah semakin memperpanjang masalah. Intinya kan, kita bekerja sesuai SOP, baik itu perangkat desa ataupun pendamping desa,” pikir batin saya.
Jika kita mau berterus terang, tidak ada kok manusia yang sempurna. Yang paling sempurna itu hanyalah Nitizen, yang walaupun kita sudah berusaha bekerja dengan baik, masih tetap juga salah.
Tapi itu wajar.
Coba kalau tidak ada Netizen, pasti hidupmu akan penuh dengan kehampaan, gundah gulana, terasa kosong, dan lurus-lurus saja tanpa ada yang mengoreksi guna memperbaiki diri.
Iya, kan.
Terlepas dari apa yang menjadi kesedihan yang saya ungkapkan diatas. Intinya kedepan, saya mohon, janganlah kita saling menjatuhkan antar pihak satu dengan pihak lainya.
Jika ada permasalahan yang menyangkut salah satu seorang oknum, ya mbok didiskusikan atau dicarikan jalan keluarnya.
Jangan lantas kita malah koar-koar di medsos dan men-justice serta mengganggap kesalahan salah satu oknum kemudian yang lain disama ratakan prilakunya.
Kan kasihan mereka yang sudah bekerja dengan baik, tanpa mengenal lelah dan meninggalkan keluarganya demi melihat desa dampingannya bisa maju.
Terlepas dari permasalahan yang ada. Disini saya hanya akan ingin menguraikan sedikit keterampilan pendamping desa perlu dikuasai.
Meskipun keterampilan-keterampilan yang akan saya uraikan nantinya tidak masuk dalam SOP pendampingan.
Tapi ini perlu, agar kedepan tidak ada lagi strigma “miring” soal pendamping desa.
Berikut ini saya uraikan beberapa keterampilan pendamping desa yang perlu dikuasai, walaupun tidak mewakili keseluruhanya.
1. Siskeudes
Sistem Tata Kelola Keuangan Desa disingkat SISKEUDES memang marak dibicarakan setelah munculnya Undang-Undang Desa.
Aplikasi yang diperkenalkan pertama kali oleh BPKP Sumatera Barat di tahun 2015 dan mulai efektif digunakan di tahun 2016 ini digadang-gadang menjadi solusi terkait carut marutnya tata kelola desa dikala itu.
Bahkan menurut kabar, aplikasi ini mudah digunakan dan dioperasikan oleh orang awam sekalipun yang tidak memahami ilmu accounting.
Akan tetapi, tentu, semua itu tidak semudah membalikan telapak tangan.
Perlu belajar, perlu trial error, dan mencoba berkali-kali untuk paham bagaimana cara aplikasi ini bekerja.
Nah, untuk itu. Saya mengajak seluruh pendamping desa untuk lebih mengenal aplikasi ini sampai ke akar-akarnya.
Agar nanti, bila ada pertanyaan atau kendala terkait aplikasi ini dengan mudah kita bisa membantu dan mengatasi kendala tersebut.
2. Penguasaan Regulasi
Tidak dapat kita pungkiri, bahwa untuk menjalankan sebuah pemerintahan itu tidak terlepas dari aturan/rugalasi.
Regulasi lah yang mengatur bagaimana kita melangkah agar tidak salah bertindak dan berprilaku sewenang-wenang.
Untuk itu penguasaan regulasi sangat dibutuhkan. Baik itu regulasi lama atau baru oleh perangkat desa maupun pendamping desa.
Hal ini dimaksudkan, ketika ada persoalan yang sulit dipecahkan melalui musyawarah. Maka kembali lagi ke regulasi yang sudah ada.
3. Public Speaking
Berbicara didepan umum termasuk ketika ada musyawarah desa memang menjadikan momok menakutkan bagi setiap seseorang.
Termasuk pendamping desa ataupun perangkat. Hal ini perlu latihan secara terus menerus dan berkali-kali.
Tanpa adanya itu, meskipun anda mengusai sebuah materi secara mendalam katakanlah ngelotok kering dalam bahasa Jawa.
Maka saya yakin. Apa yang ingin anda sampaikan akan blank atau hilang dalam benak anda.
Untuk itu, mulailah sedikit-sedikit untuk belajar menjadi public speaking (pembicara) pada saat musyawarah desa.
Insya Allah lama kelamaan anda akan terbiasa dan tidak canggung jika berbicara didepan umum.
4. Komputer dan Internet
Tidak dapat dihindari, bahwa setiap pekerjaan pendamping ini dituntut data dan deadline.
Apalagi dimasa pandemi covid-19 seperti saat ini. Data akan menjadi lebih penting untuk dapat menentukan arah kebijakan yang disusun oleh pemerintah pusat.
Tanpa adanya data yang valid, maka suatu kebijakan tersebut akan sulit dirumuskan. Nah, untuk itu, mengapa ilmu komputer dan internet perlu dikuasai.
Hal ini dimaksudkan, agar data lebih valid ketika memerlukan rumus perhitungan dan pengiriman yang super cepat ke pemerintah pusat.
Nah, itulah beberapa keterampilan yang perlu dikuasi pendamping termasuk pendamping desa lokal didalamnya versi updesa. Semoga dapat diterima dan bisa menjadi referensi untuk dipelajari.
@Semoga bermanfaat bagi kalian
editor ; hadam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar